My Campus

My Campus
Lambang Akademi Kebidanan Adila

Senin, 06 Agustus 2012

PeNgEtAhuAn TentAng KeSeHAtaN: Keluhan Selama Hamil

PeNgEtAhuAn TentAng KeSeHAtaN: Keluhan Selama Hamil: Saat hamil, berbagai perubahan terjadi pada tubuh wanita. Tubuh wanita mengalami perubahan untuk mengakomodasi dan menyesuaikan dengan jani...

3 tanda-tanda Persalinan sudah dekat

anda-tanda melahirkan bisa saja muncul beberapa hari, seminggu, atau sehari sebelum si jabang bayi lahir. Tak sedikit ibu hamil (bumil) yang terkecoh dan memutuskan ke rumah sakit bahkan sampai menginap, namun masih diizinkan pulang oleh dokter karena belum waktunya melahirkan.

Itulah mengapa bumil sebaiknya mengenali tanda-tanda persalinan sudah dekat, lalu dalam kondisi apa pula ibu harus mendatangi rumah sakit. Segera bawa bumil ke dokter bila menemukan tiga tanda ini:

1. Pembukaan.
Adanya pembukaan mulut tahim ditandai dengan keluarnya lendir (mucus) berwarna kemerahan atau kecoklatan. Teksturnya seperti lendir ingus yang kental. Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini bercampur darah. Itu terjadi karena di masa ini terjadi pelunakan, pelebaran, dan penipisan mulut rahim.

Umumnya pada bumil dengan kehamilan pertama, terjadinya pembukaan ini disertai nyeri perut. Sedangkan pada kehamilan anak kedua dan selanjutnya, pembukaan biasanya tanpa diiringi nyeri. Rasa nyeri (atau tak nyaman yang dialami) terjadi karena adanya tekanan panggul saat kepala janin turun ke area tulang panggul sebagai akibat kelanjutan melunaknya rahim.

Ibu akan merasakan ingin sering berkemih dan buang air besar. Untuk memastikan telah terjadi pembukaan, tenaga medis biasanya akan melakukan pemeriksaan dalam (vaginal touche).

2. Kontraksi.
Menjelang melahirkan, bumil juga akan mengalami kontraksi yang konsisten (teratur). Kontraksi terjadi pada otot-otot rahim (myometrium) sebagai pengaruh dari meningkatnya produksi hormon oksitosin menjelang persalinan. Kontraksi ini sebagai suatu proses yang mendorong janin untuk keluar secara perlahan melalui uterus bawah hingga akhirnya keluar atau lahir.

Kontraksi yang dialami bumil terasa makin sering, makin lama waktunya, dan makin kuat terasa, diserta mulas atau nyeri seperti kram perut. Perut bumil juga terasa kencang. Nyeri yang dirasakan terjadi pada bagian atas atau bagian tengah perut atas atau puncak kehamilan (fundus), pinggang dan panggul serta perut bagian bawah.

Perlu dibedakan dengan konstraksi semu atau kontraksi palsu (braxton hicks) yang umumnya terjadi pada akhir trimester kedua. Biasanya kontraksi palsu berlangsung pendek waktunya (kurang dari satu menit), tidak terlalu sering atau tidak teratur, tidak terlalu kuat, tak bertambah kuat seiring bertambahnya waktu, serta tanpa rasa nyeri atau mulas.

Kontraksi palsu terjadi pada paha bagian dalam, punggung dan bukan pada perut bagian bawah. Kontraksi ini terjadi sebagai suatu mekanisme latihan dari rahim untuk lebih bersiap-siap kelak ketika tiba waktunya melahirkan. Jadi kontraksi palsu takkan menyebabkan lahirnya bayi. Umumnya rasa tidak nyaman ini hilang atau berkurang bila bumil berjalan atau mencoba berbaring.

Demi memastikan apakah yang dirasakan bumil kontraksi asli atau palsu, saat terjadi kontraksi, catatlah frekuensinya, kekuatan dan lamanya kontraksi tersebut dengan memanfaatkan stopwatch atau jam tangan. Suami bisa membantu bumil melakukan pencatatan ini.

Sekali lagi, kontraksi ditandai dengan kontraksi secara berkala, lama, kuat. Lamanya 45-75 detik dengan kekuatan kontraksi semakin lama bertambah kuat. Saat mulas, jika ibu menekan dinding perut dengan telunjuk akan terasa perut mengeras. Sedangkan interval kontraksinya akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali kemudian dua menit sekali.

3. Pecah ketuban.

Satu tanda lagi yang menyertai persalinan adalah pecahnya membran atau ketuban kala kanting amniotik pecah. Seperti diketahui, di dalam selaput ketuban (korioamnion) yang membungkus janin, terdapat cairan ketuban sebagai bantalan bagi janin agar terlindungi, bisa bergerak bebas dan terhindar dari trauma luar.

Cairan ketuban umumnya berwarna bening, tidak berbau, dan akan terus keluar sampai ibu akan melahirkan. Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir ini bisa terjadi karena berbagai hal. Misal karena bumil mengalami trauma, infeksi, atau bagian ketuban yang tipis (locus minoris) berlubang dan pecah.

Bila sudah terjadi pecah ketuban berarti selaput ketuban sudah ada "hubungan" dengan dunia luar dan membuka potensi kuman untuk masuk. Karena itulah bumil perlu segera mendapatkan penanganan dan dalam waktu maksimal 24 jam diharapkan bayi sudah bisa dilahirkan. Seiring pecahnya membran ini, ibu akan mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih intensif.

Tips Persiapan Melahirkan Secara Alami

Tips persiapan melahirkan secara alami/persalinan untuk mempersiapkan kelahiran secara alami dapat membantu Anda dalam mempersiapkan mental maupun fisik. Melahirkan secara alami menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ibu hamil. Lain halnya jika harus dengan operasi caesar yang sebenarnya mempunyai resiko bahaya 3 kali lebih besar dari proses kelahiran secara alami. Ini harus menjadi pemahaman bagi ibu hamil. Melahirkan dengan intervensi medis, baik itu induksi, vaccum, forceps ataupun SC ini hanya perlu dilakukan jika kondisi sang ibu tidak normal atau membahayakan keselamatan ibu dan bayi. Gaya hidup yang menginginkan anaknya lahir pada tanggal tertentu, takut rasa sakit dan operasi itu lebih aman adalah pemahaman yang keliru. Tuhan jauh lebih tahu dan hebat yang telah memberikan kekuatan seorang wanita kemampuan untuk menjalani kelahiran secara alami. Berikut tips persalinan untuk mempersiapkan kelahiran secara alami.



Tips persiapan melahirkan/persalinan untuk kelahiran secara alami

  •  Berkonsultasi/datang ke dokter/bidan yang mendukung dan profesional untuk menangani proses kelahiran secara alami. Ini sangat membantu Anda untuk menambah pengetahuan yang benar tentang proses kelahiran secara alami dan sekaligus menambah rasa percaya diri dan kesiapan mental Anda. Pilih praktisi yang benar-benar dipercaya dan memahami kondisi Anda untuk merawat dan memberi support yang kuat, bukan sebaliknya, marah-marah karena menganggap pasiennya rewel dan lainnya. Mohon maaf banyak praktisi yang sebenarnya bukan tipe seorang dokter atau perawat yang memang harus melayani pasien apapun kondisinya, harus sabar dan berdedikasi tulus.  Anda harus yakin bahwa Tuhan telah memberi semua kekuatan pada wanita dan proses melahirkan secara alami itu sebenarnya jauh lebih aman dibanding dengan tindakan operasi. Tindakan operasi yang kurang baik bisa menimbulkan gangguan seperti sumbatan pembuluh darah, infeksi masa nifas, gangguan jantung atau bisa berakibat pengangkatan rahim (histerektomi) di kelak kemudian hari karena terjadi infeksi/radang.Ada tips yang mungkin terlupakan atau kurang dianggap penting bagi banyak kalangan yakni persiapan mental. Ini adalah management hati yang berpengaruh kepada kekuatan fisik Anda. Perhatikan hal apa yang bisa membuat Anda rileks dan tenang, mungkin dengan mendengarkan musik, dengan orang dekat, atau juga dengan cara hipnotis. Kelola kesiapan yang harus Anda lakukan saat terjadi kontraksi, lakukan teknik pernapasan dengan baik, tetap tenang, berpikir positif dan jauhkan dari ketakutan Anda.

  • Anda sendiri yang harus menentukan kapan Anda harus ke rumah sakit, tunggu terjadinya kontraksi yang intens/lebih sering. Apabila setiap lima menit terjadi kontraksi dengan durasi kurang lebih 20-30 detik, maka segerakan Anda berangkat ke dokter/bidan Anda, kenapa harus menunggu hingga terjadi kontraksi yang intens? karena supaya tidak terlalu lama di tempat dokter, kebanyakan dari mereka kurang sabar menunggu dan cenderung mempercepat atau menginduksi persalinan, inilah yang harus dipahami kita semua.

  • Pada saat kontraksi Anda harus tetap dan terus berjalan agar Anda bebas bergerak dan lakukan gerakan lembut semampu Anda, ini akan merangsang bayi mulai menuruni rahim  memperbesar energi dari gaya gravitasi sehingga posisi bayi berada pada posisi yang tepat menuju jalan keluar. Jadi Anda harus bebas bergerak selama persalinan tetapi jangan berlebihan.Anda dapat mengubah posisi sesuai arah mana yang dapat mengelola atau menjaga kontraksi yang terjadi agar tidak terlalu nyeri.

  • Perlu Anda pahami bahwa persalinan / melahirkan dengan berbaring itu tidak efektif dan tidak searah dengan gaya gravitasi bumi, itulah sebabnya Anda harus dalam posisi berdiri dan bergerak bebas saat proses berlangsung hingga bayi sudah dalam posisi benar-benar siap untuk keluar Anda bisa merubah posisi jongkok atau posisi yang pas untuk melahirkan. Juga Anda tidak perlu ragu untuk berteriak mengaduh saat mengejan karena ini akan menambah energi dan sekaligus mereduksi tingkat ketegangan Anda.
  • Nah, demikianlah apa yang dapat saya sampaikan untuk Anda calon ibu, jadi jangan khawatir dan takut untuk melahirkan bayi Anda secara alami, karena cara ini jauh lebih aman dibanding dengan cara intervensi medis, Tuhan maha besar Ibu, jadilah ibu yang benar-benar sempurna dengan melahirkan buah hati Anda sesuai cara Tuhan, dan tentu Anda akan merasa lebih puas dan bahagia dengan perjuangan Anda sendiri. Dan satu lagi, tindakan medis hanya dilakukan apabila kondisi ibu tidak baik dan membahayakan keselamatan baik itu ibu dan bayi. Sekian Tips persalinan untuk mempersiapkan kelahiran secara alami dari saya, selamat menanti buah hati Anda dan menjadi ibu yang baik, Amiin.

Tahapan Proses Persalinan

Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan.
Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini. Proses persalinan terbagi ke dalam  empat tahap, yaitu :
kala I; Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm
Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah  sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II.
Kala II; Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan, vulva (bagian luar alat kelamin) membuka dan perineum (daerah antara anus-alat kelamin) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila dokter/bidan memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi

Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta

Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan sendirinya. Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30 menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Setelah itu dokter/bidan akan memeriksa apakah plasenta sudah terlepas dari dinding rahim.  Setelah itu barulah dokter/bidan membersihkan segalanya termasuk memberikan jahitan bila tindakan episiotomi dilakukan

Kala IV; Tahap Pengawasan
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap  bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari alat kelamin, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan.
Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan secepatnya.